Friday, December 27, 2019

Puisi | KATA GERHANA

Oleh: Azis Supriyadi

Lagi,
Kali ini tentang momen.
Pertemuan dua kehidupan.
Yang pertama, pancaran sinar benderang.
Yang kedua, pantulan tersebut.

Inikah takdir, atas kedua partikel semesta.
Berpadu saling mengisi waktu.
Ranah yang diagungkan khalayak ramai.
Spesial itukah.

Tidak seperti biasanya jua,
Senja melingkar, bak di jemari manis.
Meninggalkan teramat sedikit bayang.
Siluet pun naas tak membekas.

Kemudian,
Diantara kita, mengabadikannya.
Sebagai tanda sejarah pernah bersama.
Walau, sepintas bersanding dan bergeming.

Lalu suatu saat nanti,
Orang-orang saling bercerita,
"Hey, aku lihat mereka berdua"
"Mereka saling mengisi walau sementara"
"Keduanya pula, berinteraksi menguatkan kebesaran-NYA"
"Dia dan Dia, sangat teramat berbeda, dan kenapa waktu itu sangat mempesona, ketika sudah sejajar geraknya"

Pancaran sinar benderang berikan kata.
"Akulah yang kalian nantikan ketika raga terhujani"

Tak kalah kata, sang pantulan pun.
"Akulah yang kalian rindukan ketika menuju mati sementara, dan mengharapkan mimpi yang indah"

Bersyukurlah kalian.
Kalian berada pada garis takdir kebesaranNYA.
Puja dan puji lah kepada Rabbi semata,
Kami berdua yang disebut Gerhana hanya partikel, yang terkunci garis waktu.

Cirebon, 2019

No comments:

Post a Comment