KASIH IBU SETULUS LILIN
Oleh : Diana Pita
Seperti bening embun menitiskan kasih
Pada kuntum 'puspa' nan menyerikan taman
Bakal semarai kelopak segar terali pagar
Ialah beliau, Sang Ibu yang merawat dan menjagaku sedari kecil
Seperti tulusnya lilin yang menyala
Rela terbakar hingga leleh ke punca
Peluh menguras raga, keluh tak dirasa
Demi cita, jua demi cinta pada 'sang buah hati'
Tiada mutiara yang lebih kemilau
Daripada butiran air mata yang menetes di pipinya
Walau selut intan, segunung berlian
Kasih sayangnya tak akan mampu tertandingi
Karena di dalamnya bersemayam 'cinta'
Di bawah telapak kakinya ada 'surga' nan selalu kurindukan
Untukku dan untukmu mengalir selalu kasih sayangnya
Cirebon, 22 Desember 2021
~ @RK_11 ~
KAIDAH KEPENULISAN MENGENAI KATA HUBUNG (KONJUNGSI)
A. Pengertian
Konjungsi (kata penghubung) adalah kata tugas yang fungsinya menghubungkan antarklausa, antarkalimat, dan antarparagraf. Kata penghubung antarklausa biasanya terletak di tengah-tengah kalimat, sedangkan kata penghubung antarkalimat di awal kalimat (setelah tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru), adapun kata penghubung antar paragraf letaknya di awal paragraf. Namun, sebelum mengulas seputar kata sambung, kita harus paham terlebih dahulu tentang apa itu kata, klausa dan kalimat. Keduanya berkaitan erat dengan kata sambung.
Kata
Menurut KBBI, kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa. Dalam sebuah kalimat, kata merupakan salah satu unsur terkecil.
Kata terbentuk dari beberapa huruf yang terangkai untuk menciptakan makna tertentu. Contoh dari kata sederhana yang sering kita gunakan adalah tidur, bekerja, belajar, dan masih banyak lagi.
Klausa
Terkadang kita sulit untuk membedakan klausa dan kalimat. Namun, bila kita telah memahami makna dan fungsinya, kita dapat membedakan keduanya dengan mudah. Klausa merupakan satuan gramatikal yang berupa kelompok dari kata, terdiri atas sekurang-kurangnya subjek dan predikat yang akan berpotensi menjadi kalimat. Klausa yangs sering kita temui dalam kehidupan sehari – hari contohnya Nenek sedang makan.
Dalam klausa tersebut terdiri dari satu subjek (nenek) dan satu predikat atau kata kerja (sedang makan). Dalam susunannya, klausa lebih pendek atau singkat dibandingkan kalimat. Dalam sebuah klausa hanya terdiri dari subjek dan predikat.
Kalimat
Berdasarkan KBBI, kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual maupun potensial terdiri atas klausa. Klausal lebih sederhana dan tidak sekomplek kalimat.
Kalimat terdiri dari subyek, predikat, obyek, dan keterangan (baik keterangan tempat, waktu dan sebagainya).
B. Fungsi Konjungsi
Fungsi konjungsi menghubungkan:
1. Kata dengan kata.
2. Frasa dengan frasa.
3. Klausa dengan klausa.
4. Kalimat dengan kalimat.
5. Paragraf dengan paragraf (konjungsi antarparagraf dinamakan transisi).
C. Macam-Macam Konjungsi Secara Umum
Secara umum, macam konjungsi dibagi menjadi dua yaitu konjungsi antarkalimat dan konjungsi intrakalimat.
1️⃣ Konjungsi Intra Kalimat (Antar Klausa)
Konjungsi intrakalimat adalah jenis konjungsi yang menghubungkan antara klausa induk dan klausa anak. Penggunaan konjungsi ini terletak di bagian tengah kalimat.
Konjungsi intrakalimat adalah kata yang menyambungkan klausa dengan klausa, frasa dengan frasa dan satuan kata dengan kata. Konjungsi intrakalimat terbagi menjadi dua yaitu konjungsi koordinatif dan konjungsi subordinatif, yang akan dijelaskan di bawah ini.
Jenis konjungsi intra kalimat digolongkan menjadi tiga, yaitu konjungsi koordinatif, subordinatif, dan korelatif .
📌Konjungsi Koordinatif
Konjungsi koordinatif merupakan konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang memilki kedudukan sederajat/ setara. Diantaranya yaitu : padahal, lalu, kemudian, sedangkan, melainkan, atau, dan, tetapi.
Contoh konjungsi koordinatif:
Aldi sibuk bermain game, padahal ia harus mengerjakan PR.
📌 Konjungsi Subordinatif
Konjungsi subordinatif merupakan konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang tidak sama derajatnya. Beberapa contoh konjungsi subordinatif antara lain agar, untuk, supaya, sebab, karena, seperti, seakan-akan, jika, sejak, ketika, andaikan, walaupun, bahwa, dll.
Contoh konjungsi subordinatif:
Nisa tetap pergi walaupun masih hujan deras.
📌 Konjungsi Korelatif
Konjungsi korelatif merupakan konjungsi yang menghubungkan dua kata yang setara, baik kata, frasa, klausa, ataupun kalimat.
Konjungsi jenis ini sama halnya dengan konjungsi koordinatif, bedanya kata penghubung pada konjungsi ini terdiri atas beberapa gabungan kata, sedangkan konjungsi koordinatif hanya terdiri dari satu kata saja.
Jika saja beberapa kalimat tidak dihubungkan dengan kata hubung, maka kalimat tersebut menjadi ambigu dan rancu, sehingga sulit dimengerti.
Kalimat yang menggunakan penghubung korelatif disebut kalimat korelatif.
Contoh : demikian-sehingga, baik-maupun, tidak hanya-tetapi juga, tidak hanya-bahkan, bukannya-melainkan, jangankan-melainkan, sedemikian rupa-sehingga, entah-entah.
Contoh konjungsi korelatif:
Tidak hanya cuci muka, bahkan kami menyempatkan untuk mandi dan berenang di pemandian air hangat itu sehingga badan kita sehat.
2️⃣ Konjungsi Antar Kalimat
Konjungsi antar kalimat adalah jenis konjungsi yang menghubungkan kalimat satu dengan kalimat lainnya. Biasanya konjungsi ini dipakai untuk menunjukan adanya perbedaan arti atau perbedaan makna. Dalam penggunaannya konjungsi antarkalimat diletakkan pada bagian awal kalimat. Namun di beberapa kasus bisa juga yang diletakkan setelah tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru.
Pembagian jenis-jenis konjungsi antarkalimat ini berdasarkan fungsinya. Diantaranya adalah sebagai berikut.
📌Konjungsi pertentangan, misalnya: bagaimanapun, biarpun, walaupun demikian.
📌Konjungsi yang menyatakan lanjutan, misalnya: sesudah itu, setelah itu.
📌Konjungsi yang menyatakan kejadian sebelumnya. misalnya: sebelum itu
📌Konjungsi yang menyatakan akibat, misalnya: oleh karena itu, oleh sebab itu.
📌Konjungsi yang menyatakan kebalikan dari pernyataan sebelumnya, misalnya: sebaliknya
📌Konjungsi yang menyatakan keadaan sebenarnya, misalnya: sesungguhnya, bahwasanya.
📌Konjungsi yang menyatakan konsekuensi misalnya: dengan demikian.
📌Konjungsi yang menguatkan pernyataan sebelumnya, misalnya: malahan
📌Konjungsi yang menyatakan pertentangan dengan pernyataan sebelumnya misalnya: namun, akan tetapi.
Contoh kalimat menggunakan konjungsi antar kalimat:
1. Jangan memiliki mental meminta-minta. Sebaliknya, kita harus memiliki mental memberi.
2. Ia kini menjadi orang kaya. Sesungguhnya, semua itu Karena dia bekerja keras semenjak muda.
📝 Selain itu ada juga konjungsi antar paragraf yakni konjungsi yang berfungsi menghubungkan dua paragraf sehingga menjadi suatu paragraf yang koheren dan sistematis.
Kata hubung yang kerap digunakan di antaranya:
Terlebih lagi, disamping, oleh karena itu, berdasarkan, jadi.
Contoh konjungsi antarparagraf:
Rindu adalah anak yang periang sejak kecil. Ia sangat senang bermain-main bersama ayah dan ibunya. Walaupun anak tunggal, Rindu tidak pernah manja. Ia selalu membantu pekerjaan ibu tanpa diminta. Akan tetapi sekarang semua tinggal kenangan. Semua kebahagiaan itu sudah terenggut darinya. Kecelakaan penyebab semua itu.
Terlebih lagi, bukan hanya ayahnya yang pergi tetapi juga ibunya. Hanya Rindu yang bisa diselamatkan. Beruntung Rindu dapat dikeluarkan dari mobil sebelum mobil itu meledak.
01 Nopember 2021
Oleh: Diana
Terkenang sejarah nusantara diciptakan
Gema sebuah sumpah kepemudaan
Diaminkan para malaikat di sisi Tuhan
Satu bahasa, tumpah darah, bangsa diikrarkan
Membahana satukan tekad mengisi perubahan
Lengan baju kaum muda disingsingkan
Harapan memajukan negeri digelarkan
Berkembang di mata dunia, tonggak, kemerdekaan
Pemuda adalah nafas bangsa yang dilahirkan
Laksana benih suci yang tumbuh tuk mengukuhkan
Mengikat erat jiwa, raga, nyawa di ragam kepulauan
Generasi emas bangsa dalam kemuliaan satu tujuan.
Jamblang, 28 Oktober 2020.
Oleh : Wawat Qomariyah “Orang boleh pandai setinggi langit tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang dalam masyarakat dari sejar...
Menulis adalah pengikat ilmu, dengannya dunia bisa terlihat secara gamblang. Ilmu pun tak akan pernah pupus sampai semua orang berhenti berkarya dan menulis. Maka menulislah, karena itu adalah hobi para pemikir dan cendikiawan. Pena IAI Bunga Bangsa Cirebon, bersinergi membangun budaya membaca dan menulis. Mari berkontribusi untuk selalu mendukung kegiatan positif ini.
Created with by Pena IAI BBC | Distributed By Blogspot Themes