Showing posts with label Kegiatan. Show all posts
Showing posts with label Kegiatan. Show all posts

Sunday, September 20, 2020

 


Kelas menulis yang diadakan pada tanggal 20 September 2020 oleh Pena IAI Bunga Bangsa Cirebon bersama pemateri Neni Yulianti sangat memotivasi para penulis pemula. Sebenarnya, kegiatan ini diadakan selama 4 kali pertemuan daring (26-29 Agustus 2020) dan 1 kali luring (20 September 2020). Kemampuan Neni dalam menyairkan dan menciptakan puisi tidak bisa diragukan lagi. Terbukti dari beberapa karyanya yang masuk dan menjuarai lomba tingkat nasional hingga Asia Tenggara.

Di kesempatan bersama anggota Pena IAI Bunga Bangsa Cirebon, Neni tak hanya melulu membahas tentang materi puisi, akan tetapi kegiatan ini juga memberikan tips bagaimana menjadi seorang penulis yang sukses. Kemudian ditambah beberapa tips untuk menjuarai setiap lomba khususnya di bidang sastra seperti puisi dan cerpen.

Menurutnya, ada catatan penting bila ingin menjadi seorang penulis yang besar atau sukses yaitu harus memiliki tekad dan impian besar pula. Karena dengan mimpi besar akan membawa alam bawa sadar memproyeksikannya menjadi kenyataan. Selain itu, harus bisa fokus dalam bidang tersebut untuk menjadi penulis yang handal. Lalu, beliau pun menuturkan bahwa seorang penulis harus memiliki personal branding yang terus dijaga. Dengan demikian, hal tersebut mampu memberikan aura positif bagi diri sendiri dan orang lain.

"Selagi masih muda, fokuslah untuk menjadi seorang penulis," Neni Yulianti

Salah satu hal yang penting bahwa memanfaatkan masa muda seperti sebuah kereta ekspres dalam pencapaian semua impian dengan cepat. Pesannya memang terkesan remeh, tetapi memang apa yang dikatakan tersebut sangat penting untuk dijadikan sebagai pedoman bagi para pemuda dan penulis pemula.

Cirebon, 20 September 2020
Lukman

Thursday, May 7, 2020



Dunia menulis adalah dunia yang penuh dengan perjuangan. Banyak yang mengatakan bahwa dunia ini penuh dengan kekejaman. Bagaimana tidak demikian, bahkan faktanya segelintir orang yang berhasil menyentuh dunia ini. Selebihnya putus di jalan dan mati kutu karena cercaan dari para kritikus. Oleh karena itu, menulis juga perlu persiapan mental yang lebih agar benar-benar bertahan.


Syamsudin Kadir atau yang lebih akrab dipanggil Bang Kadir adalah seorang penulis yang amat produktif. Beliau bisa menulis artikel hanya dalam beberapa menit. Bahkan setiap harinya, beliau dapat menulis minimal 5 artikel. Sepak terjangnya di dunia kepenulisan bukan lagi sebagai asupan jempol semata.  Karya-karyanya sudah berterbangan di media massa seperti koran atau surat kabar  dan lini massa internet. Beliau pun sering diundang ke sebuah acara di stasiun televisi swasta sebagai narasumber.


Memang hebat, bisa dikatakan bahwa beliau ini adalah pembaca dan penulis yang ulung di bidangnya. Biasanya Bang Kadir banyak menulis terkait isu-isu politik. Karena menurutnya kritikan tak selalu bermakna negatif karena itu adalah sebuah wujud kepedulian dan merupakan peringatan.


Pada pertemuan kajian dengan Pegiat Pena IAI Bunga Bangsa Cirebon, yang diadakan di malam 15 Ramadhan 1441 H atau 07 Mei 2020 di grup WhatsApp. Kali ini Bang Kadir memberi tips-tips kece agar produktif dalam menulis. Nah, berikut ulasan kali ini:


Tips-tips Agar Produktif Menulis


1.      Bangun tekad yang kuat untuk menulis

      Dalam menulis kita perlu memiliki ambisi dan tekad yang kuat. Targetkan setiap harinya untuk menulis apa pun. Semisal, kita targetkan untuk setiap hari menulis 2 atau 3 artikel setiap harinya. Hal ini agar mengasah daya tulis kita setiap harinya.


2.      Sediakan waktu khusus untuk menulis.

     Dalam hal ini, Bang Kadir selalu meluangkan waktunya untuk menulis di waktu sebelum Subuh dan selepas sholat lima waktu. Karena pada saat itu otak kita sedang berada pada pase produktif untuk berpikir dan mengarang seseuatu. Namun, tidak mesti dilakukan pada waktu-waktu tersebut. Lakukan saja pada waktu yang kita merasa senang menulisnya. Semisal, kita senang menulisnya di pukul 24.00 maka menulislah di waktu ini.


3.      Banyak membaca

     Hal ini dapat membuat stok kosa kata kita bertambah. Apalagi ketika kita menulis bab tertentu. Dengan membaca kita dapat memberikan wawasan lebih untuk ditambahkan ke tulisan. Di sanalah ruh tulisan kita sedang tiupkan.


4.      Gunakan bahasa kita

       Menulis itu bebas, kita bisa menggunakan bahasa kita dalam membuat sebuah tulisan. Agar kita lebih leluasa dalam menulis dan lebih percaya diri.


5.      Jangan takut salah

      Poin terpeting yang satu ini adalah hal yang harus kita tanamkan baik-baik. Banyak penulis pemula yang baru mau memulai menulis satu kata aja sudah enggan karena takut salah dan pikir negatif sudah ke mana-mana. Pokoknya jangan takut salah. Kalau pun ada kesalahan kita harus tenang dan berpikir positif karena akan ada orang yang memperbaiki.


6.      Berani publikasikan dan siap dihantam kritikan pembaca

      Nah, ini yang sering dialami para penulis sehingga mereka putus di jalan akibat mendapat kritikan pedas dari pembaca. Perlu ditanamkan bersama bahwa dengan adanya kritikan, merupakan tanda bahwa ada yang membaca dan peduli terhadap tulisan kita. Jadi, seperti ulasan poin kelima bahwa kita harus berpikir positif. Karena dengan kritikan, tulisan kita jadi lebih berbobot lagi.


Pada intinya, menulis itu bukanlah suatu hal yang perlu ditakuti. Menulislah dengan gaya kepenulisan kita sendiri. Gantungkan tekad kuat untuk terjun ke dunia kepenulisan. Banyak-banyaklah membaca. Targetkan setiap hari untuk menulis sesuatu yang ingin kita tulis. Karena menulis sebenarnya adalah cara kita berbicara dalam sebuah tulisan. Ada sebuah kata menarik dari Bang Kadir yang penting banget untuk memotivasi diri, yaitu: “Kalau mereka berani (menulis), mengapa saya tidak? Daripada ragu, berani saja!”


Jadi, mulai sekarang mari kita menulis! Jangan takut! Mari sama-sama mencerdaskan bangsa dengan tulisan-tulisan kita. Ingat, dengan di rumah saja waktu menulis kita justru lebih banyak!


Sekian ulasan kali ini. Sampai ketemu lagi di ulasan berikutnya.

 

Oleh: Lukman

Kaliwedi, 07 Mei 2020

Sunday, May 3, 2020




Write to life, begitulah slogan yang dimiliki UKM PENA IAI Bunga Bangsa Indonesia. Menulis adalah kegiatan yang tak pernah terlepaskan dari membaca. Semakin banyak membaca, maka tulisan akan begitu kaya dengan pengetahuan. Penulis sendiri, merupakan dalang utama dari apa yang ditulisnya. Menulis dapat membuat menjadi orang lain dalam kisahnya. Namun untuk menghidupkan sebuah tulisan terkadang sulit bagi seorang penulis, apalagi penulis pemula.

Berangkat dari filosofi “Write to Life” maka pada tanggal 25 April 2020 pukul 21-00 sampai selesai, PENA IAI Bunga Bangsa Cirebon mengadakan kajian menulis yang bertema “Meniupkan Ruh Pada Tulisan.” Dengan pemateri yang sudah tak asing lagi dalam bidang tulis menulis serta sangat dikenal khususnya dalam Forum Lingkar Pena “Rafif Amir”.

Kajian yang berlangsung secara daring via WA tak terbatas untuk mahasiswa akan tetapi terbuka untuk umum dan tidak dikenakan biaya alias gratis. Peserta kajian umum ini berasal dari seluruh Indonesia. Kajian yang dipandu oleh Lukman yang merupakan Ketua PENA IAI Bunga Bangsa Cirebon berlangsung sangat khidmat dan penuh antusias.

Kajian diawali dengan dibuka oleh pemandu acara yang memperkenalkan pemateri kemudian mengirimkan link materi di mana harus dibaca oleh peserta dalam beberapa menit. Setelah itu sesi tanya jawab yang dibuka menjadi 2 sesi dengan 3 pertanyaan dari setiap sesinya. Dari beberapa pertanyaan yang diajukan oleh peserta berkaitan dengan “Meniupkan Ruh Pada Tulisan” ada beberapa poin penting yang dikemukakan oleh narasumber, di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Percaya Diri
Memang amat sulit untuk menumbuhkan kepercayaan diri, tetapi bukanlah sebuah hal yang mustahil untuk mendapatkannya. Kepercayaan diri merupakan hal yang wajib dimiliki bagi semua penulis. Bang Rafif Amir mengatakan bahwa tuliskan apa saja yang dirasakan secara bebas tanpa harus pedulikan pendapat orang lain. Tak perlu memikirkan tulisan akan ditertawakan atau tidak, tak perlu pedulikan tulisan kita baik/tidak, maka menulislah dengan apa yang kita rasa, dengar, dan lihat. Tunggu apalagi, menulislah dan curahkan segalanya dalam kertas atau layar laptopmu. So, be confident.

2. Perkaya Diri
Rafif Amir mengatakan bahwa menulis itu harus terus berlatih sambil terus mengkayakan diri, kalau kita kaya, maka yang keluar tak lain adalah intan permata. Seorang penulis perlu memperkaya dirinya dengan banyak membaca, banyak berbuat baik, banyak belajar. Memperkaya diri juga dapat dilakukan dengan berbagai cara dana salah satunya adalah berbagi pengalaman dengan orang lain. Dengan memperkaya diri maka kita akan dapat menarik hikmah dari apa saja yang dilihat, rasakan, dan dengarkan dari bacaan tontonan atau sosmed.

3. Kreatif dan Imajinatif
Yang dikemukakan oleh Rafif Amir, pada awal menulis kita gunakan daya kreatif dan imajinatif yang kita punya. Jika hal yang ditulis adalah sebuah pengalaman maka curahkan emosi dalam menulis baik itu rasa bahagia, marah ataupun sedih. Hadirkan Kembali sensasi emosi yang pernah dialami lalu abaikan yang tidak pas dahulu, dan hindari menulis hapus, menulis hapus.

4. Bahagia, yes! Galau, no!
Menurut Bang Rafif hidup itu jangan dibikin galau terus. Memang betul. Menyenangkan diri sendiri membuat atmosfer pikiran kita jadi lebih tenang. Kalau kita terus terperangkat dalam lembah galau, pasti dijamin 1 abad pun tak akan cukup untuk membuat 1 lembar karya. Buatlah bahagia diri sendiri. Ada sebuah kata mutiara yang diungkapkan oleh penulis ternama, yaitu Asma Nadia bahwa yang paling bertanggung jawab membuat bahgia adalah dirimu sendiri.

5. Yuk, nulis aja dulu!
Jangan pernah berharap kesempurnaan pada saat awal menulis karena itu hanya akan merusak percaya dirimu dalam menulis. Itu semua berlaku pada jenis tulisan fiksi maupun nonfiksi. Untuk menulis nonfiksi proposal skripsi misalnya. Buat saja abstrak secara bebas, sementara abaikan sistematika penulisan, tak harus menulis berurutan dari bab 1 sampai bab akhir. Kita bisa saja mulai dari bab 3 atau bab 2 dulu. Karena kita tidak tahu ide yang menarik itu bisa datang secara random dengan begitu saja. Rafif Amir mengataka bahwa seorang Budi Dharma pun tidak selalu menulis dari awal, bisa dari tengah atau bahkan dari ending terlebih dahulu. Jadi, nulis aja dulu ya.

6. Menulis dengan Hati
Pepatah mengatakan bahwa semua yang dari hati akan tersampaikan ke hati pula. Maksudnya adalah tulisan kita akan greget dan mantap dibaca apabila ditulis dengan sepenuh hati. Percayalah, banyak penulis yang sampai terisak dalam menulis karyanya. Alasanya hanya satu yaitu ia ingin menyampaikna isi hatinya kepada pembaca. Biarkan imajinasi yang dibuat oleh hati kita tercipta dan tertaungkan dalam karya menakjubkan nanti.

7. Stay Focus
Bagaimana ciri fokus itu? Kalau kata Bang Rafif Amir ciri fokus adalah kita mengarahkan pikiran pada apa yang ingin kita tulis. Bahkan dalam keramaian sekalipun jika fokus maka kita akan tetap bisa memikirkan/berkhayal sesuatu  Jika menemukan inspirasi dalam situasi yang tidak memungkinkan untuk menulis seperti saat berkendara, atau di perempatan lampu merah maka berhentilah sejenak karena menulis itu jangan dinanti-nanti, segerakan dan tetap fokus agar tulisanmu tidak berubah jadi ambyarrrrr. Hehehe…

Nah… seperti itulah yang bisa saya ambil dari kajian menulis umum PENA IAI Bunga Bangsa Cirebon. Lumayan panjang juga ya saya bicara eh ga deng maksudnya ngetik. Mari kita mainkan luapan hati ketika sedang menulis. Rasakan dan bayangkan tulisan kita menari-nari di setiap sudut perasaan yang belum pernah ada sebelumnya. Lalu, kirimkan pesan cinta kita kepada para pembaca dan kemaslah secara apik. Pastikan pembaca akan menerima isi hati kita dengan baik. Semoga bermanfaat. Ketemu di ulasan selanjutnya ya. Bye bye. Stay safe ya temen-temen. Salam Literasi.

Oleh: Dewi Pribadi
Cirebon, 2020.

Sunday, January 19, 2020




Salam Literasi, 

Menulis dapat dilakukan oleh siapa dan kapan saja. Berawal dari mau untuk menulis dan berani untuk mengungkapkan gagasan adalah hal yang sangat penting bagi pencinta aksara. Menulis tidak terpatok dalam karya sastra. Dalam ranah pendidikan menulis sudah tidak asing lagi, seperti sebuah artikel. Artikel sudah sangat familiar terdengar di telinga.
Pada hari Sabtu tanggal 18 Januari 2020 PENA sebagai salah satu organisasi bergerak di bidang  kepenulisan yang ada di Institut Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon mengadakan workshop kepenulisan yang bertajuk "How to Make an Artikel". Pada kegiatan kali ini PENA didampingi oleh Bapak Barnawi, M. S. I. selaku pembina dan dosen di Institut Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon.

"Memang dalam penulisan artikel membutuhkan waktu yang cukup lama, karena harus beberapa kali dikoreksi dengan teliti". Ujarnya.
Antara knowledge, skill, dan desire menjadi hal yang tidak bisa dipisahkan dari menulis, apalagi untuk menulis sebuah artikel.
Beliau menyampaikan bahwa artikel adalah karya ilmiah populer yang terbit di media yang ditulis secara offline maupun online. Ciri-ciri dari artikel yang terdapat di koran adalah terpampang tulisan "wacana'' atau "opini".

Bapak Barnawi menyampaikan beberapa langkah sistematis dalam pembuatan artikel adalah sebagai berikut:
1.      Carilah isu terhangat yang relevan dengan keilmuan Anda. Isu terhangat dapat diperoleh secara online, pernyataan pemegang otoritas, maupun kenyataan empirik.


Anggota PENA IAI Bunga Bangsa Cirebon sedang diarahkan mencari isu melalui gawai masing-masing

2.   Dari hot issue yang dipilih, buatlah konstruksi judul dan topik tersebut. Judul diupayakan menarik, mengundang orang untuk membaca, dan membuat penasaran.
3.    Artikel terdiri atas pembuka, inti, penutup. Dalam paragraf pembuka artikel, sajikan fenomena (berangkat dari hot issue). Lalu lengkapilah dengan data.
4.      Sajikan teori, pendapat ahli, tentang fenomena/isu.
5.      Lakukan analisi fenomena, data dalam persfektif teori yang dibaca.
6.      Berikan solusi atas fenomena yang telah dianalisis.
7.      Penutup
Dalam penutup dapat berupa simpulan atau implikasi atas fenomena yang ditulis. 

Dengan durasi 2 jam rupanya tidak bisa langsung sampai ke tahap penutup artikel. Hampir semua anggota pena hanya dapat menentukan atau membuat judul artikel. Dalam hal ini Pak Barnawi pun menegaskan bahwa dalam menulis memang perlu pembiasaan agar cepat merangkai sebuah kata-kata.
Semoga kegiatan ini dapat berlangsung secara istiqomah, dan memberikan manfaat yang banyak, tidak hanya untuk anggota PENA saja, akan tetapi untuk masyarakat luar. Dan semoga kegiatan ini dapat menjadi inspirasi untuk terus belajar melalui dunia tulis menulis serta menumbuhkan sikap dan perilaku sadar literasi. Salam Pena.

Ulasan oleh Dewi Pribadi.
Cirebon, 19 Januari 2020