Ibu Pertiwi memanggilku
dengan abjad ganjil
Pekikan semesta
merobek harapan mentari ‘tuk terus bersinar
Raja-raja terdiam
dalam kekalutan bercampur gundah asam garam
Dilihat dari mana
pun, bumi ini sedang berteriak dan berselimut sendu
Saking senduhnya,
langit enggan meneteskan air matanya ke bumi
Tuhan, inikah yang
dimaksud ayatMu yang Agung
Kami terpisahkan
oleh ruang dan kekalutan
Lembah-lembah buah
anggur kami
Berganti ilalang
dan rumput liar
Tidak ada kami di
dalamnya
Yang ada hanyalah tangisan
Semesta dan Ibu
Pertiwi
Tanpa tetesan air
mata
Air mata semesta
sudah habis duhai tuan dan puan
AyatNya sudah nampak
bertengger nan gagah di langit sana
Kita hanya
menunggu waktu untuk kembali padaNya
Dan benar-benar
bersandar pada ayat-ayat dan kembali di jalanNya
Lukman Fath
Cirebon, 28 Mei
2020

No comments:
Post a Comment