(Part ke se ki an)
Karya: Ati Satiyah
Terlihat dari tarikan di kedua ujung bibirnya, dia tersenyum, sambil menengadahkan kepala dan memejamkan matanya. Tapi, aku bingung, apa yang membuatnya seperti itu? Mungkinkah ia malu, karena tertangkap basah sedang menoleh ke arahku, atau dia tidak kuasa menatap pesona perempuan yang duduk tepat di sebelahku.
Aku sudah mencoba untuk tidak peduli, tapi aku belum bisa. Mataku semakin kurang ajar, saat melihatnya tampil rapi dengan balutan jas almamater dan dasi yang tersemat di lehernya. Hati dan pikiranku bergemuruh kembali, seolah-olah mereka sedang tawuran di dalam diriku. Aku bingung sendiri harus memilih yang mana, hati atau pikiran?
Hati menyuruh mata untuk berkedip, tapi pikiran seolah memonopoli mata untuk terus menatap. Hati mencoba berkompromi dengan pikiran untuk tidak menguasai seluruh anggota tubuhku mengaguminya, namun pikiran tak mau kalah, dia mendoktrin seluruh anggota tubuhku untuk selalu mengaguminya.
Pria itu sudah berani melubangi benteng yang telah aku tutup rapat agar tidak mudah ditembus. Tapi nyatanya, dia berhasil. Aku jatuh cinta padanya.
"Selamat, Bung! Kamu berhasil mendekati sesuatu yang aku hindari."
#prolog cerpen
No comments:
Post a Comment