Banyak orang yang memang tidak tahu bagaimana cara menggunakan tanda baca elipsis. Tanda baca satu ini amat populer bagi para pecinta sastra. Karena banyak penulis menggunakan tanda baca ini pada karya mereka. Secara etimologis, tanda elipsis berasal dari bahasa Yunani (elleipsis) yang berarti “penghilangan”. Sedangkan menurut KBBI elipsis adalah tanda berupa tiga titik yang diapit spasi (...), menggambarkan kalimat yang terputus-putus atau menunjukan bahwa dalam suatu petikan ada bagian yang dihilangkan. Biasanya elipsis digunakan pada kalimat dialog.
Ada beberapa artikel yang mengatakan bahwa elipsis adalah sebuah majas yang tergolong ke dalam majas tertautan.
Cara penggunaan elipsis ada 2, yaitu :
1. Digunakan di tengah/awal kalimat.
Bila digunakan di tengah atau awal kalimat maka elipsis ditulis dengan tiga titik (...) Yang diapit oleh spasi. Contohnya
:
"... aku bukan kamu!"
"Kau itu ... pergi!"
2. Digunakan di akhir kalimat
Bila diletakan di akhir kalimat, tanda elipsis ditulis dengan empat titik (....) satu titik sebagai pengakhir kalimat. Serta diawali dengan spasi. Contohnya :
"Singa itu menerkam ...."
"Sudahlah, tak usah kau ucapkan lagi! Aku sudah ...." Tangisnya pecah.
"Cantik nan merona ...."
"Dia sudah pergi ...."
Ada satu hal, dalam penggunaan di akhir kalimat terkadang ada yang seperti ini :
"Aku bukan dia .... Dan kau pergi saja! Aku tak peduli."
Pada kasus ini, elipsis itu menandakan bahwa kalimatnya sudah diakhiri dengan tanda titik (.) yang kemudian dilanjutkan dengan kalimat berikutnya. Penulisan setelah elipsis ini menggunakan huruf kapital di awal kata.
Catatan penting dalam menggunakan tanda baca ini. Setelah elipsis huruf yang digunakan bukan kapital. Kecuali, bila elipsis yang diletakan di akhir kalimat seperti pada dialog di atas.
Fungsi elipsis ada 2, yaitu :
1. Menghilangkan bagian pada sebuah kutipan atau kalimat.
Contoh :
"Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, engkau (Muhammad) beri peringatan atau tidak engkau beri peringatan, mereka tidak akan beriman." (QS. 2:6)
Menjadi
"... engkau (Muhammad) beri peringatan atau tidak engkau beri peringatan, mereka tidak akan beriman." (QS. 2:6)
2. Menulis ujaran yang belum selesai pada dialog.
Contoh :
"Aku sangat suka padamu."
Menjadi
"Aku ... padamu."
Materi di atas hanya sebagian kecil dari penggunaan elipsis yang tepat. Ada sebuah catatan lagi, disarankan ketika membuat sebuah karya seperti puisi dan sastra lainnya. Jangan terlalu banyak menggunakan elipsis. Karena akan membuat keambiguan bagi pembaca, khususnya yang baru mengenal sastra.
Oleh Lukman (Fath)
Cirebon, 14 Februari 2020
No comments:
Post a Comment