Oleh: Lukman Fath
Serdadu muda berhamburan keluar rumah, membawa cangkir-cangkir rindu bagi pemiliknya
Aku hanya bisa terpanah memandang secangkir rindu yang kosong tanpa pemiliknya
Aku berlarian tetapi tak ada kompas yang bisa menuntunku untuk kembali
Surau-surau kota tampak tak bergema untuk menyambutku yang sedang tersesat dalam rindu
Tak ada cangkir yang bisa aku kembalikan lagi, hanya setetes rindu yang membuatku terkekeh tuk berlari
Seruan-seruan malam menyambutku dalam lambung gemerlap dunia
Di pojok kota, aku memandang langit seakan merintih merindu uap-uap doa
Serdadu-serdadu muda di sana, merangkul api dengan syahdunya
Alangkah malang nasibnya, mengembalikan rindu dengan ditukar bara
Salah, bila rindu kaubuat dan ditukar bara
Salah, bila para serdadu muda lebih memilih bara daripada embun di pagi cerah
Aku terkekeh 'tuk membuat skala-skala jalan para serdadu
Kubuatkan ia, sebuah rute-rute ke jalan dengan rambu-rambu norma
Uwis mantap kak
ReplyDeleteMakasih kakak
ReplyDelete