Showing posts with label Karya tulis ilmiah. Show all posts
Showing posts with label Karya tulis ilmiah. Show all posts

Monday, November 1, 2021

 

  Oleh : Wawat Qomariyah, S.Pd

KAIDAH KEPENULISAN MENGENAI KATA HUBUNG (KONJUNGSI)

A. Pengertian

    Konjungsi (kata penghubung) adalah kata tugas yang fungsinya menghubungkan antarklausa, antarkalimat, dan antarparagraf. Kata penghubung antarklausa biasanya terletak di tengah-tengah kalimat, sedangkan kata penghubung antarkalimat di awal kalimat (setelah tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru), adapun kata penghubung antar paragraf letaknya di awal paragraf. Namun, sebelum mengulas seputar kata sambung, kita harus paham terlebih dahulu tentang apa itu kata, klausa dan kalimat. Keduanya berkaitan erat dengan kata sambung.

Kata

Menurut KBBI, kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa. Dalam sebuah kalimat, kata merupakan salah satu unsur terkecil.

Kata terbentuk dari beberapa huruf yang terangkai untuk menciptakan makna tertentu. Contoh dari kata sederhana yang sering kita gunakan adalah tidur, bekerja, belajar, dan masih banyak lagi.

Klausa

Terkadang kita sulit untuk membedakan klausa dan kalimat. Namun, bila kita telah memahami makna dan fungsinya, kita dapat membedakan keduanya dengan mudah. Klausa merupakan satuan gramatikal yang berupa kelompok dari kata, terdiri atas sekurang-kurangnya subjek dan predikat yang akan berpotensi menjadi kalimat. Klausa yangs sering kita temui dalam kehidupan sehari – hari contohnya Nenek sedang makan.

Dalam klausa tersebut terdiri dari satu subjek (nenek) dan satu predikat atau kata kerja (sedang makan). Dalam susunannya, klausa lebih pendek atau singkat dibandingkan kalimat. Dalam sebuah klausa hanya terdiri dari subjek dan predikat.

Kalimat

Berdasarkan KBBI, kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual maupun potensial terdiri atas klausa. Klausal lebih sederhana dan tidak sekomplek kalimat.

Kalimat terdiri dari subyek, predikat, obyek, dan keterangan (baik keterangan tempat, waktu dan sebagainya).

B. Fungsi Konjungsi

Fungsi konjungsi menghubungkan:

1. Kata dengan kata.

2. Frasa dengan frasa.

3. Klausa dengan klausa.

4. Kalimat dengan kalimat.

5. Paragraf dengan paragraf (konjungsi antarparagraf dinamakan transisi).

C. Macam-Macam Konjungsi Secara Umum

Secara umum, macam konjungsi dibagi menjadi dua yaitu konjungsi antarkalimat dan konjungsi intrakalimat.

1️⃣ Konjungsi Intra Kalimat (Antar Klausa)

Konjungsi intrakalimat adalah jenis konjungsi yang menghubungkan antara klausa induk dan klausa anak. Penggunaan konjungsi ini terletak di bagian tengah kalimat. 

Konjungsi intrakalimat adalah kata yang menyambungkan klausa dengan klausa, frasa dengan frasa dan satuan kata dengan kata. Konjungsi intrakalimat terbagi menjadi dua yaitu konjungsi koordinatif dan konjungsi subordinatif, yang akan dijelaskan di bawah ini.

Jenis konjungsi intra kalimat digolongkan menjadi tiga, yaitu konjungsi koordinatif, subordinatif, dan korelatif .

 📌Konjungsi Koordinatif

    Konjungsi koordinatif merupakan konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang memilki kedudukan sederajat/ setara.  Diantaranya yaitu : padahal, lalu, kemudian, sedangkan, melainkan, atau, dan, tetapi.

Contoh konjungsi koordinatif:

Aldi sibuk bermain game, padahal ia harus mengerjakan PR.

📌 Konjungsi Subordinatif

    Konjungsi subordinatif merupakan konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang tidak sama derajatnya. Beberapa contoh konjungsi subordinatif antara lain agar, untuk, supaya, sebab, karena, seperti, seakan-akan, jika, sejak, ketika, andaikan, walaupun, bahwa, dll.

Contoh konjungsi subordinatif:

Nisa tetap pergi walaupun masih hujan deras.

📌 Konjungsi Korelatif

    Konjungsi korelatif merupakan konjungsi yang menghubungkan dua kata yang setara, baik kata, frasa, klausa, ataupun kalimat.

Konjungsi jenis ini sama halnya dengan konjungsi koordinatif, bedanya kata penghubung pada konjungsi ini terdiri atas beberapa gabungan kata, sedangkan konjungsi koordinatif hanya terdiri dari satu kata saja.

Jika saja beberapa kalimat tidak dihubungkan dengan kata hubung, maka kalimat tersebut menjadi ambigu dan rancu, sehingga sulit dimengerti.

Kalimat yang menggunakan penghubung korelatif disebut kalimat korelatif. 

Contoh : demikian-sehingga, baik-maupun, tidak hanya-tetapi juga, tidak hanya-bahkan, bukannya-melainkan, jangankan-melainkan, sedemikian rupa-sehingga, entah-entah. 

Contoh konjungsi korelatif:

Tidak hanya cuci muka, bahkan kami menyempatkan untuk mandi dan berenang di pemandian air hangat itu sehingga badan kita sehat.

2️⃣ Konjungsi Antar Kalimat

    Konjungsi antar kalimat adalah jenis konjungsi yang menghubungkan kalimat satu dengan kalimat lainnya. Biasanya konjungsi ini dipakai untuk menunjukan adanya perbedaan arti atau perbedaan makna. Dalam penggunaannya konjungsi antarkalimat diletakkan pada bagian awal kalimat. Namun di beberapa kasus bisa juga yang diletakkan setelah tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru.

Pembagian jenis-jenis konjungsi antarkalimat ini berdasarkan fungsinya. Diantaranya adalah sebagai berikut.

📌Konjungsi pertentangan, misalnya: bagaimanapun, biarpun, walaupun demikian.

📌Konjungsi yang menyatakan lanjutan, misalnya: sesudah itu, setelah itu.

📌Konjungsi yang menyatakan kejadian sebelumnya. misalnya: sebelum itu

📌Konjungsi yang menyatakan akibat, misalnya: oleh karena itu, oleh sebab itu.

📌Konjungsi yang menyatakan kebalikan dari pernyataan sebelumnya, misalnya: sebaliknya

📌Konjungsi yang menyatakan keadaan sebenarnya, misalnya: sesungguhnya, bahwasanya.

📌Konjungsi yang menyatakan konsekuensi misalnya: dengan demikian.

📌Konjungsi yang menguatkan pernyataan sebelumnya, misalnya: malahan

📌Konjungsi yang menyatakan pertentangan dengan pernyataan sebelumnya misalnya: namun, akan tetapi.

Contoh kalimat menggunakan konjungsi antar kalimat: 

1. Jangan memiliki mental meminta-minta. Sebaliknya, kita harus memiliki mental memberi.

2. Ia kini menjadi orang kaya. Sesungguhnya, semua itu Karena dia bekerja keras semenjak muda.

📝 Selain itu ada juga konjungsi antar paragraf yakni konjungsi yang berfungsi menghubungkan dua paragraf sehingga menjadi suatu paragraf yang koheren dan sistematis. 

Kata hubung yang kerap digunakan di antaranya:

Terlebih lagi, disamping, oleh karena itu, berdasarkan, jadi.

Contoh konjungsi antarparagraf:

    Rindu adalah anak yang periang sejak kecil. Ia sangat senang bermain-main bersama ayah dan ibunya. Walaupun anak tunggal, Rindu tidak pernah manja. Ia selalu membantu pekerjaan ibu tanpa diminta. Akan tetapi sekarang semua tinggal kenangan. Semua kebahagiaan itu sudah terenggut darinya. Kecelakaan penyebab semua itu.

    Terlebih lagi, bukan hanya ayahnya yang pergi tetapi juga ibunya. Hanya Rindu yang bisa diselamatkan. Beruntung Rindu dapat dikeluarkan dari mobil sebelum mobil itu meledak.


01 Nopember 2021


Saturday, June 13, 2020


Foto diambil dari acara KOMPAK 2019
 

Semakin masifnya penyebaran pandemi covid-19 membuat pemerintah turut menghimbau agar masyarakat tetap di rumah saja. Beberapa perusahaan sudah memberlakukan Work From Home, tak terkecuali instansi pendidikan.

 

Pelajar dan mahasiswa kini lebih sibuk di rumah. Dengan diberlakukannya sistem belajar di rumah, demi menekan angka penyebaran virus corona, puncaknya ialah saat ujian nasional yang seharusnya berlangsung April ini untuk tingkat SMA terpaksa ditiadakan. Imbas dari peniadaan ujian nasional adalah pelajar tidak bisa lagi corat-coret seragam saat pengumuman kelulusan. Juga kini mulai berkurang alasan bagi seorang pelajar saat ingin mengakhiri hubungan dengan dalih mau fokus UN. Kang Emil selaku Gubernur Jawa Barat bahkan memprediksikan kegiatan belajar secara normal kemungkinan baru dimulai Januari 2021, dan dapat dipastikan pembelajaran akan berlangsung secara online.

 

IAI Bunga Bangsa Cirebon salah satu kampus yang berada di Jawa Barat turut serta mempertimbangkan kuliah daring kembali untuk menyambut semester baru yang diperkirakan akan dimulai akhir Juni ini. Meskipun pemerintah pusat telah menyerukan New Normal guna menjalankan kehidupan seperti biasa dengan syarat memperhatikan protokol kesehatan. Agaknya, kampus IAI Bunga Bangsa tidak perlu resah dengan perkuliahan metode daring ini, bahkan sebelumnya sudah pernah berjalan saat awal-awal pandemi ini menginvasi seluruh nusantara. Sementara kampus-kampus lain masih menggunakan online grup whattsapp atau aplikasi Zoom yang durasinya terbatas. IAI Bunga Bangsa cukup beruntung memiliki sistem e-campus demi mendukung kegiatan belajar online, dengan banyak fitur yang semakin memudahkan dosen dan mahasiswa untuk melangsungkan kegiatan belajar mengajar.

 

Sayang, edukasi sistem e-campus saat orientasi mahasiswa tidak sepenuhnya dipahami mahasiswa. Tidak sedikit mahasiswa dan dosen yang masih merasa kebingungan menggunakan sistem ini. Seandainya kegiatan belajar mengajar tidak dipaksa untuk online, boleh jadi sistem ini tidak akan banyak digunakan dan sistem tidak akan diperbaharui seperti saat ini.

 

Namun, saya rasa sistem ini hanya dirancang untuk mengutamakan pengguna yang mengakses dengan laptop atau PC. Memang ada e-campus mode mobile tapi ada beberapa fitur yang tidak ada di e-campus mobile. Salah satu contohnya adalah ketika saya berniat mengunggah tugas di e-campus, tapi salah klik akhirnya yang diunggah malah foto dengan mantan saya. Saya seketika panik setelah mengetahui tidak ada fitur hapus atau membatalkan unggahan. Untungnya, saya bisa menghapus ungggahan tersebut setelah membukanya lewat laptop.

 

Juga barangkali sistem ini perlu disederhanakan kembali, sehingga tidak ada kata atau kalimat yang terlalu panjang, yang malah memperumit fitur itu sendiri, kalau Bapak Rektor butuh seorang UX Writer mungkin saya bisa bantu. Ya, sedikit-sedikit saya paham.

 

Kemajuan sistem e-campus juga perlu diapresiasi, setelah sebelumnya sistem terbilang cukup ruwed kini semakin dipermudah. Ya, minimal sekarang ada background Bapak Rektor sedang mewisudai mahasiswanya. Satu hal yang pasti, saya dan mungkin teman-teman yang lain sebagai mahasiswa sangat-sangat menyayangkan ketika kampus lebih memilih ujian pilihan ganda dibanding essai. Mahasiswa yang kerap dieluh-eluhkan sebagai agent of change, yang sikap kritisnya sering ditakuti penguasa membutuhkan cara-cara memancing nalar kritisnya. Bagaimana mahasiswa bisa kritis ketika dalam ujian saja jawabannya sudah dihidangkan.

 

Tentu IAI Bunga Bangsa bukanlah kampus antikritis seperti kampus yang beberapa waktu lalu menganggap Veronica Koman sebagai narasumber diskusi HAM adalah narasumber yang tidak layak, atau beberapa kampus yang seenaknya malah menaikan biaya UKT di tengah pandemi yang memaksa banyak kehilangan pekerjaan.

 

Kemudian mengenai tugas selama kegitan belajar yang nanti akan berlangsung daring, sebaiknya Bapak-Ibu Dosen tidak menganggap bahwa kuliah online sebagai momen memanfaatkan untuk memberi tugas seabrek. Benar, bisa untuk mengisi waktu saat di rumah, tetapi alangkah lebih baik dipikirkan kembali, karena dampak pandemi ini tidak melulu soal kesehatan. Namun, ada dampak ekonomi yang seringkali memunculkan sentimen bagi tiap-tiap anggota keluarga yang pada akhirnya menimbulkan konflik. Bahkan semenjak pandemi ini berlangsung angka perceraian meningkat, dan tidak sedikit yang sebelumnya terlibat kekerasan dalam rumah tangga. Lebih lanjut, pihak dosen diharap bisa memaklumi hal-hal seperti ini, dengan memberi tugas sewajarnya.

 

Permasalahan terakhir mungkin dirasakan hampir seluruh mahasiswa di Indonesia, mengenai subsidi kuota internet untuk menunjang kuliah daring. Tentu saya harap pihak kampus IAI Bunga Bangsa Cirebon bisa memberikan fasilitas ini. Kalau tidak bisa, ya tidak masalah asal kita semua mahasiswa diperbolehkan ke kampus untuk numpang wifi-an.

 

 

 

Oleh: Fanani

Cirebon, 13 Juni 2020


Tuesday, May 19, 2020


Sebelum mengenal pengertian novel dan cerpen, kita harus tahu terlebih dahulu apa itu prosa.
Prosa adalah suatu karya fiksi yang tidak terikat oleh aturan dan dalam prosa juga jumlah kalimatnya lebih banyak. Jenis prosa ada fiksi mini, cerpen, novel, dan roman.

Setelah itu mari kita bahas apa sih novel? 

NOVEL

•Novel adalah karangan prosa yang mengandung rangkaian cerita kehidupan seorang tokoh dengan tokoh di sekelilingnya dan menonjolkan watak setiap tokoh tersebut. Biasanya, cerita dalam novel dimulai dari peristiwa terpenting yang dialami oleh tokoh, yang kelak mengubah hidupnya. Oleh sebab itu, novel biasanya memiliki kisah yang lebih kompleks daripada cerpen.

UNSUR-UNSUR NOVEL

Unsur Intrinsik Novel

1. Tema

Tema adalah persoalan yang diangkat dalam novel. Tema mewakili isi novel secara umum. Biasanya tema dinyatakan dalam bentuk frasa. Misalnya, novel Dilan karya Pidi Baiq mempunyai tema kehidupan remaja tahun 1990-an. Oleh sebab itu, secara keseluruhan, isi novel itu berisi tentang pengalaman hidup anak sekolah.

Contoh: Secara Keseluruhan novel To Kill A Mockingbird karya Harper Lee bertema tentang kasih sayang.

2. Tokoh dan Penokohan

Tokoh ialah semua orang yang terlibat di dalam novel. Karena sifatnya yang kompleks, di dalam novel terdapat banyak tokoh. Tokoh-tokoh itu mempunyai watak yang berbeda. Berdasarkan jenisnya, ada dua tipe penokohan, yaitu protagonis dan antagonis. Protagonis ialah tokoh yang memiliki sifat baik. Biasanya protagonis ditampilkan sebagai tokoh utama dalam novel. Sementara itu, antagonis adalah tokoh yang bersifat buruk. Dalam novel, tokoh antagonis-lah yang menyebabkan banyak konflik.

Contoh: Tokoh Tedy dalam novel Musim Semi di Jepang menjadi tokoh antagonis karena mencoba memisahkan sepasang kekasih akibat rasa cemburu.

3. Alur

Alur terdiri atas dua jenis, yaitu alur maju dan alur sorot-balik. Sementara itu, dalam alur sorot-balik, penulis umumnya menyelipkan pengalaman masa lalu tokoh sepanjang cerita. Makanya, dalam cerita, banyak terdapat flashback.

Contoh: Alur yang dipakai penulis dalam novel IT adalah sorot-balik.

4. Latar

Latar terbagi atas tiga jenis, yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar suasana.

Contoh: Kisah dalam novel ini berlatar di Perancis Utara.

5. Amanat

Amanat ialah pesan moral yang didapat setelah kita selesai membaca novel. Amanat memuat nilai-nilai tertentu bagi pembaca hingga kehidupan pembaca menjadi lebih bermakna.

Contoh: Amanat yang terkandung di dalam novel Ilfeel ialah bahwa kita harus menghargai perasaan orang lain.

Unsur Ekstrinsik Novel

Unsur ekstrinsik memuat semua nilai di luar unsur intrinsik novel, seperti kehidupan sosial, ajaran agama, dan kepengarangan. Untuk menemukan unsur tersebut, kita bisa mencermati dan menganalisis bagian tertentu di dalam novel yang memuat nilai sosial, agama, dan pengarang.

1. Kehidupan sosial

Contoh: Novel ini sempat menyinggung tata krama yang berlaku di dalam Keraton.

2. Ajaran Agama

Contoh: Ajaran agama terasa kental dalam halaman terakhir di novel ini.

3. Kepengarangan

Contoh: Pengarang novel ini memang memiliki latar belakang sebagai seorang psikolog sehingga novel-novel yang dihasilkannya banyak bernuansa psikologis.

Sebenarnya cerpen sama saja dengan novel. Cuma pembahasannya lebih singkat aja atau lebih jelasnya lagi tentang cerpen, silakan baca ulasan kami dengan klik ini "APA ITU CERPEN". Kalau novel biasanya beberapa rangkaian peristiwa. Kalau cerpen biasanya cuma 1 peristiwa. 

Untuk alur intrinsik dan ekstrinsiknya juga sama seperti novel.

Oleh: Citra Amaliah
19 Mei 2020

Sunday, May 17, 2020


 

Bila kita banyak membaca buku novel atau cerpen, tentu akan menemui perbincangan antartokoh. perbincangan ini sangat memberi bumbu sedap terhadap cerita tersebut. Cerita akan menjadi lebih hidup dan seolah benar-benar terjadi dalam pikiran kita. Istilah perbincangan dalam cerita adalah dialog tag di mana merupakan bentuk frase yang mengikuti dialog. Dan sebagai bentuk informasi indentitas pembicara apada cerita tersebut.

Contoh dialog tag yang sering digunakan, yaitu: Gumam, jawab, kata, lanjut, pekik, pinta, potong, protes, tanya, tolak, tukas, ucap, ujar, ulang, sahut, sanggah,  sergah, seru, lirih, dan sebagainya.

Dialog tag memiliki 6 tata cara penulisan, yaitu sebagai berikut:

1.       Dialog menggunakan koma sebelum tanda petik terakhir.

Berikut contohnya:

“Aku suka banget main dengannya,” Katanya (salah)

“Kemarin, aku melihat dia main denganmu,” ujarnya (benar)

Dalam dialog ini, setelah tanda petik maka di awal huruf dialog tag tidak menggunakan huruf kapital.


2.       Dialog menggunakan titik sebelum tanda petik terakhir.

Berikut contohnya:

“Dia itu memang kawan terbaikku.” ucapku (salah)

“Kamu itu memang kawannya yang paling baik.” Ujarnya (benar)

Dalam dialog ini, setelah tanda petik maka di awal huruf dialog tag menggunakan huruf kapital.


3.       Dialog menggunakan tanda tanya sebelum tanda petik terakhir.

Berikut contohnya:

“Tadi kamu berangkat dengan siapa?” Tanya Udin (salah)

“Tadi kamu berangkat dengan siapa?” tanya Udin (benar)

Dalam dialog ini, setelah tanda petik maka di awal huruf dialog tag tidak menggunakan huruf kapital.


4.       Dialog menggunakan tanda seru sebelum dialog tag.

Berikut contohnya:

“Loh, kamu yang salah!” Teriak Jukri (salah)

“Aku kecewa banget sama kamu, pergi!” teriak Reni (benar)

Dalam dialog ini, setelah tanda petik maka di awal huruf dialog tag tidak menggunakan huruf kapital.


5.       Dialog yang terputus

Berikut contohnya:

a.       “Aku ... Sudah rindu padamu.” (salah)

“Kamu ... memang yang terbaik.” (benar)

b.       “Aku memang benci padamu, tapi–” Potongnya (salah)

“Aku memang benci padamu, tapi–” potongnya (benar)

 

Jadi ingat lagi materi tentang penggunaan elipsis juga untuk contoh pertama. Sebagai tambahan pada akhir dialog tag yang menggunakan elipsis menggunakan 4 titik, 3 titik untuk elipsis dan ditambah 1 titik untuk mengakhiri atau bisa dengan koma. contohnya:

"Masihkah kamu ...."

"Aku masih suka ...,"

Dalam dialog kedua, setelah tanda petik maka di awal huruf dialog tag tidak menggunakan huruf kapital.


6.       Dialog sambung

Berikut contohnya:

“Kamu,” lirihnya, “jangan pergi lagi!” (salah)

“Kamu,” desisnya, “Hati-hati di jalan, ya!” (benar)

 

Jadi pada dialog sambung, setelah koma dilanjutkan dengan huruf kapital pada dialog berikutnya. Sebagai catatan apabila setelah dialog tidak menggunakan kata dialog tag, maka menggunakan huruf kapital di awal katanya. Sebagai contoh:

“Aku gak tahu harus bicara dari mana,” Aku hanya diam melihatnya menangis


Oleh Lukman

Cirebon, 17 Mei 2020

 


Friday, May 8, 2020



Oleh: Syamsudin Kadir 
Penulis buku "Saatnya Menjemput Jodoh" dan "Merawat Mimpi, Meraih Sukses". 

BAGI saya, pembaca adalah raja, hakim, penasehat dan motivator. Sebab di saat atau setelah mereka membaca tulisan saya, mereka begitu berani, ikhlas, jujur dan terbuka dalam mengomentari tulisan saya. Mungkin terkesan berlebihan, tapi itu konsekwensi yang mesti saya terima.  

Bagi saya, pembantaian atau pembegalan  pembaca atas tulisan saya, baik dalam bentuk buku, artikel di Surat Kabar dan tulisan lepas di Media Online juga Media Sosial adalah masa-masa indah yang selalu saya ingat dan nanti. Suatu momentum yang menegangkan sekaligus menyenangkan. 

Dengan begitu, saya pun semakin tak puas dengan satu karya tulis yang saya tulis. Saya dipicu dan dipacu untuk terus menghadirkan tulisan yang lebih bernyawa dan bergizi. Saya semakin berupaya untuk belajar berbenah dalam menghadirkan tulisan dalam beragam jenis dan temanya.  

Pujian atas tulisan, pada sisi tertentu memang menambah semangat saya untuk terus menulis. Itu sangat manusiawi. Namun itu tidak mendorong saya untuk belajar agar mampu menghadirkan tulisan yang lebih bermutu. Saya kadang terlena dengan pujian. Akhirnya saya mati kutu!

Makanya saya tidak selalu bangga bila tulisan saya dipuji. Saya pun berupaya untuk tidak tergoda dengan pujian apapun. Sebab saya merasa akan lebih tertantang bila mendapatkan kritik, koreksi, hinaan, bahkan pelecehan dan intimidasi dari pembaca. 

Kalau Anda tidak sama dengan pola dan prinsip saya, saya ucapkan "Selamat berbahagia dengan pilihan Anda. Saya hormat dan bangga dengan pilihan itu. Sebab Anda punya hak untuk memilih. Merdeka dan bebaslah dengan pilihan Anda. Toh tanpa saya pun Anda tetap punya pola dan prinsip tersendiri dalam tradisi menulis". 

Kalau Anda mengikuti pola dan prinsip saya, saya sampaikan "Selamat datang di medan perjuangan yang terus menantang. Kokohkan komitmen, kuatkan tekad, kencangkan semangat dan jaga mental serta teruslah menulis, lalu kencangkan publikasi. Bersiaplah, karena tulisannya bakal dibantai dan dibegal oleh pembaca. Sebab Anda sedang memasuki medan uji bahwa menulis sejatinya tidak sekadar kata-kata!"

Di atas segalanya, menulis adalah kata kerja. Ia butuh tindakan nyata. Menulis tak cukup dengan kata-kata. Ia mesti dipraktikkan. Ya menulis itu artinya dituliskan. Menulis adalah aktivitas kreatif yang membutuhkan semangat dari dalam diri. Semangat dari luar hanyalah pelengkap. Tapi semuanya tetap dalam bingkai: menulis. 

Bila di era media sosial yang semakin menjamur seperti saat ini kita masih terpaku pada pola lama dan enggan kreatif, maka kita bakal ketinggalan momentum. Justru ini adalah momentum terbaik untuk terlibat dalam medan literasi yang bukan saja menantang tapi juga butuh kesiapan keringat, bahkan air mata yang tak sedikit. 

Pada setiap kata yang kita torehkan secara jujur dan tulus, akan menyimpan serpihan nilai yang tak bisa dibayar dengan materi. Setiap diksi yang kita bubuhkan pada sebuah karya akan mewariskan berbagai pesan bahkan hikmah tak terbilang angka kepada siapapun pembaca di luar sana bahkan sejarah.   

Tapi tetap saja kuncinya adalah tak tergoda sama pujian. Setinggi dan seindah apapun pujian atas tulisan kita, jangan pernah tergoda dengannya. Jangan mau terpeleset dari niat dan orientasi kita dalam menulis. Kita tetap dalam satu semangat dan garisan bahwa menulis memang tak sekadar kata-kata. Karena pada tiap kata punya arti dan menyimpan makna-makna. (*)


Kamis 7 Mei 2020
Setelah Isya, Menjelang menjadi fasilitator acara PENA IAI Bunga Bangsa Cirebon pukul 21.00-22.00 WIB.